Rasa iri memiliki arti yakni merasa kurang senang melihat kelebihan
orang lain. Sedangkan dengki (hasad) lebih parah lagi yakni menurut Imam
Al-Ghazali, adalah
membenci kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang lain dan ingin agar orang
tersebut kehilangan kenikmatan itu. Iri dan
dengki merupakan penyakit hati yang sering
bersarang pada diri manusia. Yang namanya penyakit tentu saja harus kita
hindari atau kita obati. Karena jelas
akan merugikan si penderita penyakit ini.
Misalnya saja saat tetangga kita membeli mobil baru atau
kulkas baru, awalnya hanya muncul rasa iri lalu lama-kelamaan menjadi dengki
dalam hati kita, karena kita tidak senang akan apa yang teman kita peroleh, dan
agar nikmat itu hilang, tak jarang kita
tularkan kepada orang lain. Kita katakan bahwa barang-barang yang ia miliki diperoleh
lewat jalan yang tidak benar. Ada juga yang mencibir, menebar fitnah, dsb. Sehingga
akan merusak persaudaraan dan menyebabkan permusuhan.
Begitulah saat kita
memiliki iri dan dengki, akan membuat kita gelap mata, hati dan pikiran kita
akan selalu diselimuti oleh kebencian dan maksiat, kita akan selalu berusaha
dan memikirkan bagaimana caranya agar orang yang kita dengki itu hilang
kenikmatannya. Sehingga tak jarang membuat sakit kepala bahkan stress. Juga membuat
kita tak lagi fokus kepada potensi-potensi yang kita miliki melainkan
kita fokus untuk menghancurkan orang lain. Nau’dzubillahi
mindzalik...
Dalam Al-qur’an Allah jua memerintahkan kita
untuk menjauhi iri hati karena rezeki tiap orang telah memiliki porsi-porsi rezekinya
masing-masing sesuai apa yang ia butuhkan.
Ÿwur (#öq¨YyJtGs? $tB Ÿ@žÒsù ª!$# ¾ÏmÎ/ öNä3ŸÒ÷èt/ 4’n?tã <Ù÷èt/ 4 ÉA%y`Ìh=Ïj9 Ò=ŠÅÁtR $£JÏiB (#qç6|¡oKò2$# ( Ïä!$|¡ÏiY=Ï9ur Ò=ŠÅÁtR $®ÿÊeE tû÷ù|¡tGø.$# 4 (#qè=t«ó™ur ©!$# `ÏB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù 3 ¨bÎ) ©!$# šc%Ÿ2 Èe@ä3Î/ >äó_x« $VJŠÎ=tã ÇÌËÈ
Dan janganlah kamu iri hati
terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari
sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa
yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(QS. Annisa :32)
Selain itu, iri dan dengki tidak hanya
merugikan persaudaraan, fisik, akan tetapi juga berdampak kepada amal kebaikan
kita. Mengapa? Karena dengki akan menghapus amal kebaikan kita. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda,
الْعُشْبَ
قَالَ أَوْ الْحَطَبَ النَّارُ تَأْكُلُ كَمَا الْحَسَنَاتِ يَأْكُلُ الْحَسَدَ فَإِنَّ
وَالْحَسَدَ إِيَّاكُمْ
"Jauhilah hasad (dengki), karena hasad
dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar." (Riwayat Abu Daud)
Dari hadist ini,
diterangkan bahwa Rasulullah mengibaratkan amal kebaikan kita seperti kayu
bakar. Kenapa kayu bakar? Karena di
Arab, di tanah yang tandus, gersang, yang pohon pun sulit tumbuh disana,
bayangkan betapa susahnya mencari dan mengumpulkan kayu bakar. Lalu sudah
susah-susah pengumpulkannya dibakar begitu saja dengan api sehingga, kayu bakar
tersebut menjadi arang, dan arang pun menjadi debu. Sehingga sia-sialah
mengumpulkan kayu bakar itu. Begitulah amal kebaikan kita, yang sudah-payah
kita kumpulkan tapi lenyap begitu saja karena terbakar oleh hasad yang ada di
hati kita.
Tapi, ada dengki yang diperbolehkan yakni
dalam dua hal, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidak boleh hasad (dengki) kecuali pada dua
hal. (Pertama) iri kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu
ia membelanjakannya dalam kebenaran. (Dan yang kedua) iri kepada seorang yang
diberi Allah hikmah (ilmu), hingga ia memberi keputusan dengannya dan juga
mengajarkannya." (HR. Muslim)
Dari hadist ini, sudah jelas kita hanya boleh
iri kepada 2 hal. Jika selain 2 hal tersebut cepat-cepat singkirkan iri dengki dari
dalam hati kita.
Lalu, bagaimana jika di hati kita
terdapat dengki yang tidak diperbolehkan?
1.
Ucapkan ta’awudz dan
Turut Bahagia
Saat kita melihat orang lain atau teman
kita mendapatkan nikmat atau rezeki, maka jika kiranya rasa iri dan dengki akan
timbul di hati segera redam dengan ber-ta’awudz kepada
Allah. Sebab iri dan dengki itu timbul tidak lain dan tidak bukan dikarenakan
bisikan dari setan. Selagi iri dan dengki belum menjalar keseluruh hati kita, maka
lebih baik kita hentikan secepat mungkin. Lebih baik mencegah daripada
mengobati. Lalu ikutlah merasa bahagia atas kebahagiaan teman kita, tersenyum
sambil ucapkan selamat kepadanya.
2.
Sadar
Bahaya dan Dampak Dengki
Jika
kita sadar akan dampak yang timbul karena memiliki hasad (dengki) maka kita
akan menghindarinya.
3.
Selalu Bersyukur atas Nikmat Allah
Iri
dan dengki membuat diri sendiri lupa terhadap banyaknnya nikmat yang diberikan
oleh Allah dan kelebihan yang dimiliki. Kita lebih fokus pada kekurangan bukan
potensi kita. Kita selalu merasa kurang dan tidak puas dengan apa yang kita
miliki sehingga tak lagi bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
Di
moment ramadhan ini, kita latih diri dan
hati kita untuk tidak iri dan mendengki atas nikmat orang lain. Terlebih
dibulan ini akan banyak teman atau tetangga kita beli baju lebaran, beli toples
kue yang baru, atau dapat THR, maka janganlah ada iri dan dengki tapi mari kita
turut bahagia atas apa yang ia peroleh dan syukur apa yang telah kita miliki.
Dengan begitu hati akan merasa lebih tenang dan persaudaraan menjadi erat.
Komentar
Posting Komentar